Apa itu Carbon Neutral?
Sederhananya, carbon neutrality atau karbon netral adalah kondisi di mana emisi karbon yang dihasilkan manusia bisa terserap atau dilakukan offsetting sehingga tidak sampai ke atmosfer.
Bicara karbon netral maka kita juga bicara tentang Net Zero Emission/ Net Zero Carbon/nol emisi karbon, sebuah istilah yang saling berkelindan.
Net Zero Carbon adalah kondisi di mana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi.
Baca juga: Pengungkapan Emisi Karbon dan Manfaatnya bagi Perusahaan
Peningkatan Efisiensi Energi
Memahami dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi adalah langkah pertama dalam pengurangan emisi karbon. Teknologi canggih, pemantauan konsumsi, dan pengoptimalan proses dapat secara signifikan mengurangi ketergantungan pada sumber daya berkarbon tinggi.
PT Mowilex Indonesia Tersertifikasi Net Zero Carbon
Di Indonesia, salah satu perusahaan yang berhasil mendapatkan sertifikasi Net Zero Carbon adalah PT Mowilex Indonesia atau yang lebih kita kenal sebagai cat mowilex. Mowilex adalah merek cat premium yang diproduksi di Indonesia sejak 1970.
Tahun 2019, PT Mowilex mengumumkan bahwa mereka berhasil menjadi produsen yang netral karbon. Pencapaian tersebut menjadi yang pertama oleh perusahaan manufaktur di Indonesia.
Kemudian pada tahun 2021, PT Mowilex Indonesia berhasil meraih sertifikasi Carbon Neutral untuk tiga tahun berturut-turut, dengan mencapai emisi karbon pada tingkat net zero. Pencapaian ini dilakukan dengan membeli offset karbon untuk mengimbangi emisi karbonnya yang berdasarkan penilaian dari evaluasi Scope 1,2, dan 3 sesuai dengan Protokol Carbon Neutral.
Adapun inisiatif yang dilakukan oleh PT Mowilex seperti pengurangan daya listrik yang digunakan oleh pendingin ruangan, memasang sistem penerangan yang efisien, serta memasang insulasi pada kebanyakan dari gedung-gedung perusahaan untuk mengurangi pemakaian listrik.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Netralitas Karbon adalah istilah yang digunakan dalam upaya menyeimbangkan antara jumlah karbon dioksida atau gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca dalam suatu kegiatan.[1] atau mengeliminasi secara total emisi gas rumah kaca. Misalnya suatu perusahaan menanam pohon untuk mengurangi jumlah gas rumah kaca yang dikeluarkan dalam proses produksi perusahaan tersebut, kegiatan ini bisa juga disebut sebagai Carbon offset. Istilah netralitas karbon juga digunakan untuk mendeskripsikan suatu energi yang tidak melepaskan emisi gas rumah kaca. Contohnya adalah energi surya dan energi nuklir.[2]
Emisi karbon dioksida di atmosfer mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak tahun 1750.[3]
Langkah pertama untuk mencapai netralitas karbon adalah dengan menghitung gas rumah kaca yang dikeluarkan.
Pertanyaan-pertanyaan yang di bawah ini dapat membantu menghitung jumlah emisi gas rumah kaca:
Beberapa cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca adalah:
Pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2015 yang diadakan di Le Bourget, Paris, Perancis, 55 negara anggota PBB sepakat untuk mengurangi emisi karbon dioksida atau menerapkan netralitas karbon.[4] Perjanjian ini bertujuan untuk membatasi kenaikan temperatur global di bawa 2 derajat Celsius.
Berikut ini beberapa negara yang telah berjanji untuk mencapai netralitas karbon:
Presiden Sebastian Piñera, telah berjanji untuk menargetkan netralitas karbon pada tahun 2050 dan menutup 8 pembangkit listrik tenaga bahan bakar fosil pada 2024.[5]
Telakangan, isu soal karbon, emisi karbon, karbon trading, pajak karbon dan soal karbon karbon lainnya kembali mengemuka seiring isu krisis iklim yang juga tengah jadi perbincangan dunia internasional. Nah, dari sejumlah istilah karbon tersebut, saat ini istilah karbon netral terlihat kian popular.
Tapi, apasih sebenarnya karbon netral itu?
Begini. Emisi karbon dioksida di atmosfer mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak tahun 1750, sejalan dengan revolusi industri yang terjadi. Akumulasi karbon di atmosfir yang kian kemari kian tinggi pun memicu pemanasan global dan perubahan iklim dunia.
Nah, karbon netral menjadi suatu upaya untuk menjaga keseimbangan, antara karbon yang diemisikan dari berbagai sektor ekonomi dengan sumber-sumber yang dapat menyerap emisi karbon tersebut dari atmosfer. Tujuannya satu, mengurangi konsentrasi kabon di atmsofir, sampai netral atau ekuivalen dengan nol.
Tapi, perlu dicatat, mencapai karbon netral bukan berarti tidak terjadi emisi karbon sama sekali, mengingat hutan sebagai sumber penyerap alami pun mengemisikan karbon melalui kebakaran hutan, perubahan penggunaan lahan atau penebangan. Hanya saja, dalam karbon netral, jumlah emisi karbon seluruhnya dapat diserap oleh alam melalui proses siklus karbon alami, sehingga tidak terjadi penumpukan karbon di atmosfer.
Memang sampai saat ini, tidak ada penyerap karbon buatan yang mampu menyerap karbon dari atmosfer pada skala besar yang memicu pemanasan global. Tapi industri bisa melakukan pendekatan teknologi untuk menurunkan emisi karbon. Saat ini teknologi yang digunakan disebut sebagai Carbon Capture Storage (CCS). Selain itu juga industri menerapkan efisiensi energi pada proses produksinya.
Adanya perbedaan upaya ini secara otomatis juga memberikan hasil penurunan emisi yang berbeda-beda di setiap sektor. Bahkan perbedaan hasil penurunan emisi juga terjadi pada beragam aktivitas pada sektor yang sama. Maka dari itu, dalam upaya untuk mencapai karbon netral, negara-negara di dunia menyatakan akan menggunakan mekanisme berbasis pasar di dalam INDC-nya (Intended Nationally Determined Contribution).
Jenis gas rumah kaca yang dapat diperdagangkan dalam pasar karbon, umumnya terdiri dari enam jenis gas rumah kaca yang tercantum dalam Protokol Kyoto, yang meliputi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrat oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFCs), perfluorocarbon (PFCs), dan sulfur heksafluorida (SF6).
Produk yang diperdagangkan berupa hak atas emisi gas rumah kaca dalam satuan setara-ton-karbondioksida (ton CO2 ekuivalen). Hak di sini dapat berupa hak untuk melepaskan gas rumah kaca ataupun hak atas penurunan emisi gas rumah kaca.
Berdasarkan cara perdagangannya, secara umum pasar karbon dibagi menjadi dua jenis, yaitu trading dan crediting. Contoh dari sistem trading yaitu European Union Emissions Trading System (EU ETS) melalui sistem cap and trade yang telah menjadi acuan bagi pasar karbon di seluruh dunia. Dalam sistem ini, komoditi yang diperdagangkan berupa penurunan emisi yang telah disertifikasi, berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di pasar tersebut.
Kemudian, contoh dari sistem crediting disebut juga sebagai mekanisme carbon offset atau baseline-and-offsetting. Contoh dari sistem crediting ini diantaranya Clean Development Mechanism (CDM) dan Joint Implementation (JI), Gold Standard (GS), Verified Carbon Standard (VCS), Plan Vivo, Panda Standard, American Carbon Registry, dan sebagainya.
Instrumen ekonomi lainnya yang biasa digunakan untuk mencapai karbon netral yaitu pajak karbon. Pajak karbon sebenarnya memiliki kemiripan dengan cap-and-trade, baik di dalam batasan emisinya maupun implementasinya yang kebanyakan bersifat wajib. Bedanya, pajak karbon ini tidak mengenal adanya perdagangan emisi, prinsipnya siapa yang melakukan emisi harus membayar (polluters-pay-principle).
Saat ini, dengan diterbitkannya UU Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), Indonesia akan menerapkan pajak karbon. Pada tahap awal ini, pengenaan pajak karbon dikenakan untuk sektor Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Selanjutnya, penerapan akan diberlakukan secara penuh untuk berbagai sektor, dengan pentahapan yang tergantung pada kesiapan sektor terkait.
Satu yang pasti, upaya ini dapat menjadi sarana pelaksanaan kebijakan (policy tool) untuk memberikan insentif bagi kegiatan mitigasi perubahan iklim. Mekanisme yang diberlakukan baik trading, crediting ataupun pajak karbon dapat menjadi upaya paling cost effective, dibandingkan jenis pembiayaan mitigasi konvensional.
Referensi:[PMR] Partnership for Market Readiness Indonesia. 2018. #pasarkarbon: Pengantar Pasar Karbon untuk Perubahan Iklim. PMR Indonesia – UNDP.
Artikel di-review oleh Fahriza Dwi Indahyati, Tim RnD dan Product LindungiHutan
Fenomena pemanasan global, perubahan iklim, dan dampak lainnya makin hari tampak kian terasa. Sektor industri menjadi salah satu yang diminta berbenah oleh komunitas global. Tentu kolaborasi banyak pihak dibutuhkan. Upaya praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan terus digalakan.
Dunia sepakat melalui Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta mencapai target Net Zero Emission. Pun juga mereka dari sektor industri, perusahaan diharapkan mencapai carbon netral hingga net zero carbon. Apa maksudnya?
Transisi Energi Terbarukan
Mengadopsi energi terbarukan seperti matahari dan angin menjadi kunci dalam menjalankan operasi harian. Pembangkit listrik tenaga surya, turbin angin, dan sumber energi hijau lainnya adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya mengurangi emisi, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Perbedaan Karbon Netral dan Net Zero Carbon
Lantas, apakah karbon netral dan Net Zero Carbon adalah hal yang sama? Mengutip dari laman Nationalgrid.com, keduanya merupakan hal yang berbeda.
Istilah karbon netral digunakan saat merujuk pada bisnis. Dalam hal ini sering kali mengacu pada ambisi perusahaan untuk membatasi peningkatan emisi karbon pada masa depan, sembari melakukan carbon offsetting untuk menetralisir emisi yang ada.
Sementara Net Zero Carbon menempatkan lebih banyak fokus pada pengurangan emisi karbon sebanyak mungkin terlebih dahulu, dan hanya mengimbangi sisa CO2 yang tidak dapat dihindari sebagai upaya terakhir.
Kalau masih kurang jelas, karbon netral hanya mencakup emisi gas rumah kaca scope 1 dan 2 (emisi langsung perusahaan), dan dapat mengacu pada produk serta aktivitas individual, atau perusahaan secara keseluruhan.
Sederhananya, karbon netral merupakan tujuan yang dapat dicapai perusahaan dalam jangka pendek serta merupakan awal yang bagus untuk memulai.
Lain halnya dengan Net Zero Carbon yang artinya melakukan segala daya termasuk menggunakan semua teknologi yang tersedia untuk mengurangi emisi agar sedekat mungkin dengan nol, sebelum mengimbangi sisanya. Net Zero Carbon mencakup scope 1,2,dan 3.
Scope 3 artinya, seluruh rantai nilai perusahaan mulai dari persediaan yang dibeli hingga pengelolaan produk akhir.
Baca juga: Carbon Footprint Scopes 1, 2, dan 3, Contoh serta Cara Menghitungnya
Strategi Pengurangan Emisi Karbon
Dalam upaya mencapai keberlanjutan, pengurangan emisi karbon menjadi kunci utama. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan:
Hitung Jejak Karbon Perusahaan Anda dengan Imbangi dan Lakukan Carbon Offsetting Bersama LindungiHutan
Mencapai karbon netral seperti PT Mowilex Indonesia juga bisa dilakukan oleh perusahaan Anda. Namun sebelum itu, hitung terlebih dahulu berapa jejak karbon yang perusahaan Anda hasilkan!
Anda bisa menggunakan kalkulator jejak karbon Imbangi untuk menghitung besar emisi karbon yang dihasilkan dari berbagai aktivitas, mulai dari penggunaan listrik, peralatan elektronik, pemakaian bahan bakar industri, hingga kendaraan.
Hitung Jejak Karbon Aktivitas Perusahaan Anda di Sini!
Cara menggunakannya juga mudah, Anda hanya perlu memasukkan data-data yang dibutuhkan dan setelah itu jumlah emisi yang dihasilkan akan keluar baik itu dalam jumlah sehari, sebulan, maupun setahun.
Setelah mengetahui jumlah emisi karbon yang dihasilkan, perusahaan Anda bisa mengimbangi atau melakukan carbon offsetting bersama LindungiHutan dengan melakukan penanaman pohon. Kami memiliki berbagai lokasi penanaman di kawasan hutan mangrove yang mana efektif dalam melakukan penyerapan karbon.
Baca juga: Konservasi Hutan Mangrove dan Tren Blue Carbon dalam CSR Perusahaan 2024
LindungiHutan Menanam Lebih Dari 800 RIBU Pohon di 50 Lokasi Penanaman Bersama 500+ Brand dan Perusahaan
Pengelolaan Limbah dan Daur Ulang
Pengurangan sampah dan pengelolaan limbah yang efektif dapat membatasi emisi metana dan karbon dioksida dari tempat pembuangan sampah. Mengimplementasikan program daur ulang dan meminimalkan limbah dapat membantu mencapai tujuan pengurangan emisi.
Apa perbedaan karbon netral dengan net zero carbon?
Karbon netral hanya mencakup emisi gas rumah kaca scope 1 dan 2 (emisi langsung perusahaan), dan dapat mengacu pada produk serta aktivitas individual, atau perusahaan secara keseluruhan. Lain halnya dengan Net Zero Carbon mencakup scope 1,2,dan 3. Scope 3 artinya, seluruh rantai nilai perusahaan mulai dari persediaan yang dibeli hingga pengelolaan produk akhir.
Referensi yang digunakan dalam artikel
Dalam era  sekarang ini. semua orang sebaiknya menyadari pentingnya menjaga lingkungan. Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran ekologis siswa.
Salah satu cara efektif untuk mengajarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah melalui pembelajaran berbasis proyek yang mengintegrasikan konsep-konsep lingkungan.
Sebagai contoh, memanfaatkan limbah kertas untuk membuat barang seni seperti topeng, payung atau benda lainnya. Â Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan tentang daur ulang dan pengurangan limbah, tetapi juga mengembangkan kreativitas dan keterampilan siswa.
Karya-karya Topeng wajah ini merupakan bagian dari upaya sekolah dalam menerapkan konsep kehidupan berkelanjutan. Â Memanfaatkan sumber daya secara bijaksana dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Dalam konteks ini, bahan-bahan yang digunakan berasal dari limbah yang seharusnya menjadi beban bagi lingkungan. Namun dengan daya kreasi, limbah-limbah tersebut berubah menjadi karya seni yang memiliki nilai ekonomi dan ekologis.
Melalui proses pembuatan topeng, siswa tidak hanya belajar tentang teknik membentuk pada seni rupa. Tetapi juga menyadari betapa pentingnya menjaga lingkungan dengan cara mendaur ulang dan memanfaatkan limbah secara produktif.
Karya-karya ini tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi seni, tetapi juga sebagai alat untuk menyampaikan pesan tentang keberlanjutan lingkungan kepada masyarakat luas.
Topeng wajah yang dibuat dari bahan kertas limbah, lem, dan bungkus makanan ini tidak hanya memancarkan keindahan seni. Tetapi juga menjadi bukti kreativitas siswa dalam memanfaatkan limbah untuk keberlanjutan hidup.
Setiap Topeng menggambarkan keunikan ekspresi wajah manusia. Â mulai dari ekspresi Sedih, marah, bahagia hingga serius. Â Menghadirkan karakter yang berbeda-beda. Lembaran kertas bekas yang disusun dengan teliti membentuk relief. Memberikan dimensi pada topeng sehingga terlihat hidup.
Sementara itu, lem, dan bungkus makanan yang menjadi elemen pengikat tidak hanya menambahkan tekstur pada karya. Tetapi juga menjadi simbol penting akan pentingnya mendaur ulang sampah untuk menjaga dan melindungi lingkungan.
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Mengapa netralitas karbon penting?
Para pendukung upaya netralitas karbon mengatakan mereka dapat memainkan peran penting dalam mengurangi perubahan iklim dan pemanasan global, yang disebabkan oleh penumpukan emisi gas rumah kaca di atmosfer. Selain karbon dioksida, gas rumah kaca (GRK) yang berkontribusi terhadap perubahan iklim termasuk metana, nitrous oksida, dan hidrofluorokarbon.
Emisi ini sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil, dan telah menyebabkan peningkatan suhu global yang signifikan. Pemantau iklim Uni Eropa, Copernicus, melaporkan bahwa tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat-hampir 1,48 derajat Celcius (2,66 derajat Fahrenheit) lebih hangat dari tingkat pra-industri.
Inisiatif netralitas karbon dapat membantu dalam mencapai tujuan emisi net zero, pengurangan semua emisi GRK mendekati nol, dengan emisi yang tersisa dihapus dari atmosfer. Namun, inisiatif emisi net zero biasanya lebih fokus pada pengurangan emisi daripada penghapusan. Science Based Targets initiative (SBTi), sebuah kemitraan dari beberapa organisasi nirlaba global, mempromosikan standar net zero perusahaan yang menyerukan agar perusahaan mengurangi emisi rantai nilailangsung dan tidak langsung hingga lebih dari 90%.1 Ketika sebuah perusahaan atau negara mengambil tindakan iklim yang berhasil menghasilkan emisi nol bersih, maka perusahaan tersebut dianggap sebagai perusahaan yang netral terhadap iklim.
Belanja di App banyak untungnya:
Bahan bakar karbon netral adalah bahan bakar energi atau sistem energi yang tidak memiliki emisi gas rumah kaca bersih atau jejak karbon. Salah satu kelasnya adalah bahan bakar sintetis (termasuk metana, bensin,[1][2] bahan bakar diesel, bahan bakar jet atau amonia)[3] yang dihasilkan dari energi terbarukan, berkelanjutan atau nuklir yang digunakan untuk menghidrogenasi karbon dioksida yang ditangkap langsung dari udara (DAC), didaur ulang dari emisi gas buang cerobong pembangkit listrik atau berasal dari asam karbonat dalam air laut. Sumber-sumber energi terbarukan termasuk turbin angin, panel surya, dan pembangkit listrik tenaga air.[4][5][6][7] Jenis sumber energi terbarukan yang lain adalah bahan bakar hayati.[8] Bahan bakar seperti itu berpotensi karbon netral karena tidak menghasilkan peningkatan bersih gas rumah kaca di atmosfer.[9][10][11]
Sejauh bahan bakar karbon netral menggantikan bahan bakar fosil, atau jika dihasilkan dari limbah karbon atau asam karbonat air laut, dan pembakarannya tunduk pada penangkapan dan penyimpanan karbon di pipa buang atau knalpot, mereka menghasilkan emisi karbon dioksida negatif dan pembersihan karbon dioksida neto dari atmosfer, dan dengan demikian merupakan bentuk pembersihan gas rumah kaca.[12][13][14][15]
Karbon netral tenaga menjadi gas seperti itu dan bahan bakar karbon negatif dapat diproduksi melalui elektrolisis air untuk menghasilkan hidrogen yang digunakan dalam reaksi Sabatier untuk menghasilkan metana yang kemudian dapat disimpan untuk dibakar kemudian dalam pembangkit listrik sebagai gas alam sintetis, diangkut melalui jalur pipa, truk, atau kapal tanker, atau digunakan dalam proses gas menjadi cairan seperti proses Fischer-Tropsch untuk menghasilkan bahan bakar tradisional untuk transportasi atau pemanasan.[16][17][18]
Pabrik metana sintetis 250 kilowatt telah dibangun di Jerman dan sedang ditingkatkan hingga 10 megawatt.[19]
Bahan bakar karbon netral merupakan hidrokarbon sintetis. Bahan bakar tersebut dapat diproduksi dalam reaksi-reaksi kimia antara karbon dioksida, yang dapat ditangkap dari pembangkit listrik atau udara, dan hidrogen, yang dihasilkan melalui elektrolisis air menggunakan energi terbarukan. Bahan bakar ini, sering disebut sebagai bahan bakar elektro, menyimpan energi yang digunakan dalam produksi hidrogen.[20] Batu bara juga dapat digunakan untuk menghasilkan hidrogen, tetapi batu bara bukan merupakan sumber karbon netral. Karbon dioksida dapat ditangkap dan dikubur, menjadi bahan bakar fosil karbon netral, meskipun tidak terbarukan. Penangkapan karbon dari gas buang dapat membuat bahan bakar karbon netral menjadi negatif. Hidrokarbon lain dapat diuraikan untuk menghasilkan hidrogen dan karbon dioksida yang kemudian dapat disimpan, sementara hidrogen digunakan untuk energi atau bahan bakar, yang juga merupakan karbon netral.[21]
Bahan bakar yang paling hemat energi untuk diproduksi adalah gas hidrogen, yang dapat digunakan dalam kendaraan sel bahan bakar hidrogen dan yang memerlukan langkah proses paling sedikit untuk memproduksinya.[22]
Ada beberapa bahan bakar lagi yang dapat dibuat dengan menggunakan hidrogen. Asam format misalnya dapat dibuat dengan mereaksikan hidrogen dengan CO2. Asam format yang dikombinasikan dengan CO2 dapat membentuk isobutanol.[23]
Investigasi bahan bakar netral karbon telah berlangsung selama beberapa dekade. Sebuah laporan tahun 1965 menyarankan sintesis metanol dari karbon dioksida di udara menggunakan tenaga nuklir untuk depot bahan bakar bergerak. Produksi kapal bahan bakar sintetis menggunakan tenaga nuklir dipelajari pada tahun 1977 dan 1995. Sebuah laporan tahun 1984 mempelajari pemulihan karbon dioksida dari pabrik bahan bakar fosil. Sebuah laporan tahun 1995 membandingkan armada kendaraan yang diubah untuk menggunakan metanol netral karbon dengan sintesis bensin lebih lanjut.
Templat:Teknologi ramah lingkungan